Saturday, June 11, 2016

Mekanisme Reaksi Adisi Siklo (Diels-Alder)

Reaksi adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.


Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.


Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π  berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan. Contoh s-trans alkadiena yang tidak dapat mengalami perubahan konformasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.


Mekanisme reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron pada diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana dijelaskan melalui gambar berikut.



Sikloalkadiena dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.


Pada reaksi antara dienofil benzoquinon dengan 2 eqivalen diena, diena tersebut dapat bereaksi dua kali, sebagaimana dijelaskan melalui Gambar berikut.



Friday, June 10, 2016

Mekanisme Reaksi Adisi Elektrofilik pada Diena Terkonjugasi

Reaksi adisi elektrofilik pada diena terkonjugasi bersifat regioselektif. Dalam hal ini, akan dihasilkan campuran dua produk, yaitu produk adisi langsung (adisi 1,2) dan produk adisi konjugasi (adisi 1,4), sebagaimana dijelaskan melalui gambar berikut.



Orientasi pembentukan produk adisi 1,2 dan adisi 1,4 ini dipengaruhi oleh temperatur reaksi. Pada temperatur rendah (-78°C untuk adisi dengan HBr dan -15°C untuk adisi dengan Br2), reaksi dikontrol oleh kenetika (laju dan kondisi irreversibel reaksi). Pada kondisi ini, produk adisi 1,2 yang akan terbentuk lebih dominan (produk mayor). Hal ini dikarenakan intermediet karbokation yang terbentuk (karbokation sekunder) bersifat lebih stabil secara kinetik, meskipun produk alkena yang terbentuk memiliki energi yang lebih tinggi (produk alkena 1,2 memiliki alkil tersubstitusi lebih sedikit). Pada temperatur yang lebih tinggi (20-40°C), reaksi dikontrol oleh termodinamika (kesetimbangan dan kondisi reversible reaksi), sehingga produk adisi 1,4 yang akan terbentuk lebih dominan. Hal ini dikarenakan produk alkena yang terbentuk memiliki energi lebih rendah (distabilkan oleh lebih banyak alkil tersubstitusi), sehingga bersifat lebih stabil secara termodinamik, seagaimana dijelaskan pada gambar berikut.


Monday, June 6, 2016

Mekanisme Reaksi Oksidasi Alkena dengan KMnO4 pekat (panas)

Reaksi alkena dengan KMnO4 pekat merupakan reaksi oksidasi oksidatif yang melibatkan pemutusan ikatan C=C alkena. Reaksi ini menghasilkan produk dengan pola yang serupa dengan reaksi ozonolisis alkena. Namun, dalam hal ini, dikarenakan KMnO4 adalah oksidator kuat, maka aldehid yang terbentuk akan segera teroksidasi menjadi asam karboksilat. Berikut ini adalah beberapa contoh  produk reaksi berbagai jenis alkena dengan KMnO4 pekat dalam keadaan panas.


Reaksi alkena dengan KMnO4 tersebut berlangsung dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, alkena teroksidasi menjadi diol. Selanjutnya, pada tahap kedua, diol yang terbentuk pada tahap pertama akan teroksidasi lebih lanjut menghasilkan produk akhir asam karboksilat dan keton.






Saturday, June 4, 2016

Mekanisme Reaksi Ozonolisis Alkena

Reaksi Ozonilisis merupakan reaksi antara alkena dengan ozon (O3). Reaksi ini merupakan reaksi oksidasi oksidatif yang melibatkan pemutusan ikatan C=C alkena. Reaksi ini bisa menghasilkan produk berupa aldehid dan aldehid, aldehid dan keton, atau keton dan keton, tergantung dari struktur alkena yang digunakan. Berikut ini adalah beberapa contoh  produk reaksi ozonolisis berbagai jenis alkena.


Klik Video berikut untuk menyaksikan penjelasan mengenai reaksi Ozonolisis


Mekanisme reaksi ozonolisis terjadi dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, alkena bereaksi dengan ozon membentuk intermediet molozonida (ozon primer) yang kemudian mengalami pemutusan cincin membentuk karbonil oksida. Pada tahap kedua, terjadi pembentukan ozonida. Ozonida tersebut kemudian bereaksi dengan dimetilsulfida menghasilkan dua senyawa karbonil (aldehid atau keton). Peran dimetilsulfida dalam reaksi ozonolisis adalah sebagai reduktor yang dapat mereduksi ozonida dan dimetilsulfida teroksidasi menjadi dimetilsulfoksida (DMSO). Dimetilsulfida tersebut dapat digantikan oleh reduktor Zn dalam asam asetat. Zn sebagai reduktor akan teroksidasi menjadi ZnO. Mekanisme reaksi ozonolisis tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

       


Thursday, June 2, 2016

Mekanisme Reaksi Syn-Dihidroksilasi Alkena

Reaksi dihidroksilasi merupakan reaksi memasukkan dua gugus OH pada karbon alkena, sehingga menghasilkan diol. Diol adalah alkohol yang memiliki dua gugus hidroksi (OH). Gugus OH tersebut masuk dari arah yang sama (adisi syn). Reaksi ini dapat berlangsung dengan dua cara. Cara pertama, alkena direaksikan dengan menggunakan reagen KMnO4 dalam suasana basa dan cara kedua, alkena direaksikan dengan menggunakan oosmium (OsO4) dengan kehadiran hidrogen peroksida.

1.    Reaksi dihidroksilasi dengan KMnO4 / ¯OH
Reaksi alkena dengan KMnO4 ini berlangsung dalam suasana basa. Pada reaksi ini terjadi adisi (pemasukan) 2 atom O dari ion permanganat pada karbon alkena, sebagaimana dapat dilihat pada contoh reaksi berikut.


Mekanisme reaksi dihidroksilasi terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan π alkena yang bersifat sebagai nukleofil menyerang atom O ion permanganat sehingga terjadi reaksi siklisasi antara karbon alkena dan dua atom O dari ion permanganat membentuk ester manganat. Selanjutnya, pada tahap kedua, ester manganat dihidrolisis oleh basa sehingga terjadi pemutusan cincin ester manganat, menghasilkan produk diol.


2. Reaksi dihidroksilasi dengan OSO4 / H2O2
Pada reaksi ini terjadi adisi (pemasukan) 2 atom O dari oosmium pada karbon alkena, sebagaimana dapat dilihat pada contoh reaksi berikut.


Mekanisme reaksi dihidroksilasi terjadi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan π alkena yang bersifat sebagai nukleofil menyerang atom O oosmium sehingga terjadi reaksi siklisasi antara karbon alkena dan dua atom O dari oosmium membentuk ester osmat. Selanjutnya, pada tahap kedua, ester osmat dihidrolisis oleh molekul air atau hidrogen peroksida, sehingga terjadi pemutusan cincin ester osmat, menghasilkan produk diol.



Mekanisme Reaksi Epoksidasi Alkena

Reaksi epoksidasi merupakan reaksi antara alkena dengan asam peroksikarboksilat atau biasa disingkat menjadi asam perkarboksilat (RCOOOH) dalam pelarut kloroform (CHCl3). Asam peroksikarboksilat yang biasa digunakan dalam reaksi ini adalah asam perasetat (CH3COOOH), asam trifluoroperasetat (CF3COOOH), dan asam m-kloro perbenzoat (MCPBA). 


Reaksi epoksidasi  digunakan untuk mensintesis senyawa-senyawa epoksida. Pada reaksi ini terjadi adisi (pemasukan) atom O dari asam peroksikarboksilat pada karbon alkena yang berikatan rangkap sehingga terbentuk cincin oksirana (eter siklik). Atom O yang mengadisi ikatan rangkap alkena adalah atom O yang mengikat H (ditandai dengan warna biru). Sama halnya dengan reaksi Simmons-Smith yang telah di bahas sebelumnya, reaksi ini juga bersifat stereospesifik dan atom O dari asam perkarboksilat tersebut masuk dari arah yang sama (adisi syn). Mekanisme reaksi epoksidasi ini terjadi dalam 1 tahap, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.


Klik Video berikut untuk menyaksikan penjelasan mengenai reaksi Epoksidasi



Mekanisme Reaksi Simmons-Smith

Reaksi Simmons-Smith merupakan reaksi antara alkena dengan metilen iodida dan Zn-Cu. Reaksi ini digunakan untuk mensintesis senyawa-senyawa yang megandung cincin siklopropana. Pada reaksi ini terjadi adisi (pemasukan) gugus metilen (CH2) dari metilen iodida pada karbon alkena yang berikatan rangkap sehingga terbentuk cincin siklopropana. Reaksi ini terjadi dengan bantuan Zn-Cu.


Reaksi ini bersifat stereospesifik. Alkena dengan stereokimia cis akan menghasilkan produk cis, sedangkan alkena dengan stereokimia trans akan menghasilkan produk trans.  Mekanisme reaksi Simmons-Smith ini terjadi dalam 1 tahap, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.


Mekanisme Reaksi Hidroborasi Alkena

Reaksi hidroborasi adalah reaksi antara molekul alkena dengan BH3, H2O2, NaOH dan biasanya menggunakan tetrahidrofuran (THF) sebagai pelarut. Sama halnya dengan reaksi hidrasi dan oksimerkurasi-demerkurasi alkena yang telah dibahas sebelumnya, reaksi hidroborasi alkena juga menghasilkan produk alkohol. Namun, produk alkohol pada reaksi ini orientasinya berlawanan dengan aturan Markovnikov (produk anti Markovnikov). 


Reaksi hidroborasi ini berlangsung dalam dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan π alkena yang bersifat sebagai nukleofil menyerang atom Bδ+ dari molekul BH3 dalam pelarut THF, sehingga dihasilkan alkil borana. Selanjutnya, pada tahap kedua, alkil borana yang terbentuk akan dioksidasi oleh H2O2 dalam keadaan basa (NaOH), menghasilkan produk alkohol dengan orientasi anti Markovnikov. Mekanisme reaksi hidroborasi alkena tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.


Wednesday, June 1, 2016

Mekanisme Reaksi Alkoksimerkurasi-Demerkurasi Alkena

Reaksi ini mirip dengan reaksi oksimerkurasi-demerkurasi. Perbedaannya, pada reaksi alkoksimerkurasi-demerkurasi, molekul air digantikan dengan alkohol, sehingga produk yang dihasilkan bukanlah alkohol, tetapi eter dengan orientasi produk mengikuti aturan Markovnikov.  


Reaksi alkoksimerkurasi-demerkurasi ini berlangsung dalam tiga tahapan yang serupa dengan reaksi oksimerkurasi-demerkurasi. Pada tahap awal, ikatan π alkena yang bersifat sebagai nukleofil menyerang atom Hgδ+ dari molekul Hg(OAc)2, sehingga dihasilkan ion merkurinium. Selanjutnya, pada tahap kedua, molekul alkohol akan menyerang karbon merkurinium yang lebih tersubstitusi dari sisi yang berlawanan (adisi anti), sehingga dihasilkan alkohol organomerkurial. Pata tahap akhir, alkohol organomerkurial tersebut akan direduksi oleh NaBH4 untuk menghasilkan eter.


Popular Posts

Portal Kimia Organik Indonesia

Portal Kimia Organik Indonesia